Kanker penis adalah pertumbuhan sel
kanker pada sel penis pria. Penyakit ini
secara tidak langsung dapat menimbulkan kemandulan pada pria karena dengan
adanya lesi dan perdarahan pada penis akibat kanker penis maka hal ini dapat
mengganggu aktifitas seksual penderitanya. Selain dapat menimbulkan lesi dan
perdarahan pada penis, penyebaran sel kanker juga berpontensi dilakukannya
amputasi pada penis yang semakin beresiko menimbulkan kesulitan dalam melakukan
hubungan seksual pada penderita.
Maka dari itu metode pemulihan dari
kanker yang paling tidak menimbulkan resiko seperti itu sering dilakukan
sebelum dilakukannya amputasi pada penis baik sebagian amupun total salah asatu
metode terapi yang sering diterapkan untuk menangani kanker adalah dengan
terapi penyinaran/ Radiasi.
Terapi penyinaran dilakukan dengan
menggunakan sinar-x atau sinar energi tinggi lainnya untuk membunuh sel-sel
kanker dan mengecilkan tumor. Terapi penyinaran dapat dilakukan sebagai terapi
tunggal atau dilakukan setelah tindakan pembedahan. Terapi radiasi biasanya
dilakukan setelah tindakan pengangkatan tumor yang terlokalisir dan belum
menyebar.
Terapi penyinaran / radiasi memiliki
efek samping pada tubuh, antara lain berkurangnya nafsu makan, lelah, adanya
reaksi kulit (seperti iritasi dan kemerahan), adanya cedera atau luka bakar
pada rektum, infeksi kandung kemih (sistitis), dan hematuria (kencing
yang berdarah).
Terapi penyinaran biasanya dilakukan
sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8 minggu.
Macamnya:
1. External beam radiation therapy
2. Brachytherapy
Indikasi terapi radiasi:
1. Pria muda dengan kanker pada glans
atau coronal sulcus dengan ukuran kecil (<3 cm), superficial, lesi exophytic,
atau noninvasive.
2. Pasien menolak tindakan bedah atau
datang dengan metastatic disease dan memerlukan terapi "palliative".
3. Khitan/sunat (circumcision)
direkomendasikan sebelumnya untuk memulai terapi radiasi untuk kanker yang
melibatkan/menyertai preputium (kulup zakar).
Terapi radiasi memiliki kekurangan.
Squamous cell carcinomas cenderung resistant, dan dosis untuk “high tumor”
yaitu 0.6 Gy yang diperlukan untuk merawat tumor dapat menyebabkan urethral
fistulae, strictures, penile necrosis, nyeri, dan edema. Dan jika kanker
terinfeksi, maka efek terapi dapat berkurang, sedangkan risiko terjadinya
komplikasi akan meningkat.
Article From :metropolehospital
Tidak ada komentar:
Posting Komentar