Sperma adalah poin penting dalam terjadinya
pembuahan. Sehingga keberadaan sperma sangatlah penting untuk terjadinya
pembuahan. Namun dalam terjadinya pembuahan tidak hanya keberadaan sperma saja
yang diperlukan. Namun kwalitas sperma juga merupakan faktor yang sangat menentukan
dalam keberhasilan pembuahan.
Kwalitas menjadi faktor yang penting
karena dalam menunjang keberhasilan pembuahan sperma harus melalui perjalanan
yang panjang untuk emnemukan sperma sebelum melakukan pembuahan tersebut.
dimana dalam perjalanan terseutakan banyak sperma yang mati diperjalanan
sebelum sempat bertemu dengan sperma dan hanya sperma yang benar-benar memiliki
kwalitas terbaiklah yang akhirnya bisa mencapai ke tempat sel telur berada dan
membuahinya.
Kwalitas sperma sendiri ditentukan
oleh beberapa criteria yaitu berdasarkan jumlahnya, berdasarkan bentuknya (morfologinya),
serta berdasarkan gerakannya (motilitasnya). Apabila sperma seorang pria
memiliki gangguan pada salah satu atau bahkan beberapa criteria tersbut
sekaligus maka dapat dikatakan kwalitas sperma tersebut buruk.
Dan kwalitas sperma yang buruk tentu
dapat mempengaruhi kesuburan seorang pria dan beresiko menimbulkan terjadinya
kemandulan. Salah satu gangguan yang dapat menimbulkan ketidaksuburan pada pria
adalah gangguan pada gerakan sperma (motilitas) yang biasa disebut dengan
Asthenozoospermia. Asthenozoospermia adalah suatu keadaan adanya dimana terdapat
kelainan pada sperma yaitu sperma yang mampu bergerak hanya kurang dari 40%.
Gangguan ini tentu sangat
mempengaruhi keberhasilan terjadinya pembuahan. Karena apabila sperma yang
mampu bergerak untuk mencapai tuba fallopi dan bertemu sel telur jumlahnya
hanya sedikit, sehingga menyebabkan kemnungkinan terjadinya pembuahan hanya kecil karena jumlah tersebut belum
tentu dapat mencapai tuba fallopi karena akhirnya hanya mati ditengah jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar