Salah satu pemicu terjadinya kemandulan
pada pria adalah terjadinya Asthenozoospermia. Asthenozoospermia adalah kelainan
pada sel spermatozoa dimana sel spermatozoa yang mampu bergerak hanya kurang
dari 40% dari jumlah seluruhnya.
Sedangkan untuk mencapai sel telur,
sel sperma harus mampu melakukan perjalanan panjang. Ini pun menjadi penentu
terjadinya pembuahan. Jumlah sel sperma yang cukup, jika tak dibarengi
pergerakan yang normal, membuat sel sperma tak akan mencapai sel telur.
Sebaliknya, kendati jumlahnya sedikit namun pergerakannya cepat, bisa mencapai
sel telur.
Kasus lemahnya pergerakan sperma (asthenozoospermia) kerap dijumpai. Adakalanya malah spermatozoa mati (necrozoospermia). Gerakan spermatozoa dibagi dalam 4 kategori:
Kasus lemahnya pergerakan sperma (asthenozoospermia) kerap dijumpai. Adakalanya malah spermatozoa mati (necrozoospermia). Gerakan spermatozoa dibagi dalam 4 kategori:
a. Bergerak cepat dan maju lurus
b. Bergerak lambat dan sulit maju lurus
c. Tak bergerak maju (bergerak di
tempat)
d. Tak bergerak.
Satu tetes semen (10 µl) ke atas
gelas objek dengan ukuran 25.4 mm x 76.2 mm lalu ditutup dengan cover gelas 22
mm x 22 mm. Dilakukan pengamatan sebanyak 100 spermatozoa pada pembesaran
mikroskop 400x.
Motilitas spermatozoa normal bila :
motilitas a > 25 % atau a+b ≥ 50 % (WHO, 1999).
Motilitas di revisi WHO tahun 2010 hanya mengenal PR, NP, IM. Motilitas spermatozoa normal bila PR ≥ 32 % atau PR+NP ≥ 40 % (WHO, 2010).
Motilitas di revisi WHO tahun 2010 hanya mengenal PR, NP, IM. Motilitas spermatozoa normal bila PR ≥ 32 % atau PR+NP ≥ 40 % (WHO, 2010).
Maksudnya adalah sperma dikatakan
normal bila memiliki gerakan normal dengan kategori a lebih besar atau sama
dengan 25% atau kategori b lebih besar atau sama dengan 50%.
Spermatozoa yang normal satu sama lain terpisah dan bergerak sesuai arahnya masing-masing. Dalam keadaan tertentu, spermatozoa abnormal bergerombol, berikatan satu sama lain, dan tak bergerak. Keadaan tersebut dikatakan terjadi aglutinasi. Aglutinasi dapat trjadi karena terjadi kelainan imunologis di mana sel telur menolak sel sperma.
Spermatozoa yang normal satu sama lain terpisah dan bergerak sesuai arahnya masing-masing. Dalam keadaan tertentu, spermatozoa abnormal bergerombol, berikatan satu sama lain, dan tak bergerak. Keadaan tersebut dikatakan terjadi aglutinasi. Aglutinasi dapat trjadi karena terjadi kelainan imunologis di mana sel telur menolak sel sperma.
Bila menggunakan bantuan komputer
(CASA) dapat ukur secara objektif kecepatan spermatozoa, atau bila menggunakan
pemeriksaan manual dengan menggunakan makler counting chamber dapat memudahkan
pengkategorian motilitas spermatozoa :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar