Kamis, 20 Februari 2014

TRANS URETHRAL RESECTION OF THE PROSTATE (TURP) PADA HIPERPLASIA PROSTAT

Ada beberapa metode terapi yang dapat diberikan pada penderita Hiperplasia Prostat, salah satunya adalah dengan terapi pembedahan Prostatektomi Endourologi. Metode pembedahan ini dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu Trans Urethral Resection of the Prostate (TURP), Trans Urethral Incision of Prostate (TUIP), Trans Urethral Laser of the Prostate (Laser prostatectomy). Dimana pada masing-masing cara memiliki keuntungan serta kerugian sendiri-sendiri.
Trans Urethral Resection of the Prostate (TURP) adalah reseksi endoskopik malalui uretra. Jaringan yang direseksi hampir seluruhnya terdiri dari jaringan kelenjar sentralis. Jaringan perifer ditinggalkan bersama kapsulnya. Metode ini cukup aman, efektif dan berhasil guna, bisa terjadi ejakulasi retrograd dan pada sebagaian kecil dapat mengalami impotensi. Hasil terbaik diperoleh pasien yang sungguh membutuhkan tindakan bedah. Untuk keperluan tersebut, evaluasi urodinamik sangat berguna untuk membedakan pasien dengan obstruksi dari pasien non-obstruksi. Evaluasi ini berperan selektif dalam penentuan perlu tidaknya dilakukan TUR.
Saat ini tindakan TURP merupakan tindakan operasi paling banyak dikerjakan di seluruh dunia. Reseksi kelenjar prostat dilakukan trans-uretra dengan mempergunakan cairan irigan (pembilas) agar supaya daerah yang akan direseksi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. Cairan yang dipergunakan adalah berupa larutan non ionik, yang dimaksudkan agar tidak terjadi hantaran listrik pada saat operasi. Cairan yang sering dipakai dan harganya cukup murah adalah H2O steril (aquades).
Salah satu kerugian dari aquades adalah sifatnya yang hipotonik sehingga cairan ini dapat masuk ke sirkulasi sistemik melalui pembuluh darah vena yang terbuka pada saat reseksi. Kelebihan air dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia relatif atau gejala intoksikasi air atau dikenal dengan sindroma TUR P. Sindroma ini ditandai dengan pasien yang mulai gelisah, kesadaran somnolen, tekanan darah meningkat, dan terdapat bradikardi.
Jika tidak segera diatasi, pasien akan mengalami edema otak yang akhirnya jatuh dalam keadaan koma dan meninggal. Angka mortalitas sindroma TURP ini adalah sebesar 0,99%. Karena itu untuk mengurangi timbulnya sindroma TUR P dipakai cairan non ionik yang lain tetapi harganya lebih mahal daripada aquades, antara lain adalah cairan glisin, membatasi jangka waktu operasi tidak melebihi 1 jam, dan memasang sistostomi suprapubik untuk mengurangi tekanan air pada buli-buli selama reseksi prostat.
Untuk metode Trans Urethral Resection of the Prostate (TURP), memiliki keuntungan dan kerugian antara lain yaitu:
·         Luka incisi tidak ada
·         Lama perawatan lebih pendek
·         Morbiditas dan mortalitas rendah
·         Prostat fibrous mudah diangkat
·         Perdarahan mudah dilihat dan dikontrol
b.      Kerugian :
·         Teknik sulit
·         Resiko merusak uretra
·         Intoksikasi cairan
·         Trauma sphingter eksterna dan trigonum
·         Tidak dianjurkan untuk BPH yang besar
·         Alat mahal
·         Ketrampilan khusus

Article From : andrologihospital

Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar