Gangguan pada sperma seperti Oligospermia
(produksi sperma yang rendah), Teratozoospermia (bentuk sperma tiak sempurna),
Asthenozoospermia (sperma yang mampu bergerak kurang) ataupun nekrospermia (sperma
mati) dapat terjadi akibat adanya infeksi. Maka dari itu untuk mendeteksi
adanya infeksi atau tidak pada pria yang megalami gangguan sperma perlu dilakukan
pemeriksaan mikrobiologi pada sperma.
Uji mikrobiologi dilakukan jika
dicurigai ada infeksi mikroba pada semen tersebut. Semen yang akan dibiakkan
dikumpulkan dengan melakukan perhatian khusus untuk mencegah kontaminasi.
Sebelum mengumpulkan semen, penderita diminta mengeluarkan kencingnya terlebih
dahulu. Segera setelah itu, ia mencuci tangannya dan genitalianya dengan sabun,
kemudian membilasnya serta mengeringkannya dengan handuk bersih. Botol semen
dalam keadaan steril. Biakan plasma semen membantu menegakkan diagnosis infeksi
kelenjar asesori, terutama prostat. Biakan semen dilakukan jika penderita
menunjukkan tanda atau gejala infeksi kelenjar asesori atau semen mengandung
sel darah putih dalam jumlah lebih 1 juta/ml. Hasil biakan diinterpretasi
dengan hati-hati. Uji-uji lain seperti pemeriksaan air seni pertama dan kedua
serta cairan prostat yang diperoleh melalui pemijatan prostat dan air seni
setelah pemijatan prostat, perlu dilakukan untuk menunjang diagnosis. Juga
perlu dilakukan analisis biokimia semen. Pemeriksaan analisis sperma yang
diuraikan tersebut masih menggunakan manual.
Article From : andrologihospital
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau
anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online,
dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor
021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda
senantiasa sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar