Azoospermia adalah suatu keadaan dimana cairan sperma yang dikeluarkan pria saat ejakulasi tidak mengandung sel spermatozoa yang diperlukan untuk membuahi sel telur wanita. Jadi sperma yang dikeluarkan hanya berupa cairan plasma semen saja, tanpa sel spermatozoa. Tentu hal ini dapat memicu terjadinya kemnadulan pada pria.
Lalu bagaimana cara untuk
mendiagnosis adanya Azoospermia pada pria? Untuk mengetahui adanya Azoospermia
pada pria harus dilakukan bebreapa pemeriksaan pada pria tersebut yaitu yang
dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemeriksaan fisik
Tes yang paling sederhana adalah
pemeriksaan fisik. Sebagian besar testis terdiri dari unsur-unsur produksi
sperma yaitu epitel seminiferus, ketika ukuran testis sangat berkurang, ini
merupakan indikasi bahwa epitel seminiferus terpengaruh.
2. Pemeriksaan hormone
Follicle stimulating hormone (FSH)
adalah hormon yang dihasilkan oleh hipofisis, yang bertanggung jawab merangsang
testis untuk membuat sperma. Ketika kapasitas produksi sperma dari testis
berkurang, hipofisis membuat lebih banyak FSH dalam usaha untuk membuat testis
melakukan tugasnya. Oleh karena itu, jika FSH seorang pria sangat tinggi, maka
ada indikasi bahwa testis tidak memproduksi sperma secara optimal.
3. USG transrectal
Untuk meghilangkan penyumbatan pada
saluran ejakulasi, sering dilakukan USG pada saluran ejakulasi dan vesikula
seminalis. Dalam tes ini, USG ditempatkan di rektum dari saluran yang terletak
di dekat dinding rektum. Selain itu juga pada saluran ejakulasi melewati
prostat, sebuah kelenjar yang dapat dirasakan melalui dinding dubur laki-laki.
4. Tes urin
Ada kemungkinan ejakulasi terjadi ke
arah yang berlawanan. Sperma didorong ke kandung kemih dan kemudian dikeluarkan
ketika orang buang air kecil setelah ejakulasi.
Untuk pengujian ini, pasien harus mengosongkan kandung kemih, dan kemudian ejakulasi ke dalam wadah. Pasien kemudian diminta buang air kecil lagi ke wadah spesimen yang berbeda. Jika ada sperma dalam air seni, berarti ia mengalami ejakulasi mundur. Kadang-kadang hal ini dapat diperbaiki dengan obat minum.
Untuk pengujian ini, pasien harus mengosongkan kandung kemih, dan kemudian ejakulasi ke dalam wadah. Pasien kemudian diminta buang air kecil lagi ke wadah spesimen yang berbeda. Jika ada sperma dalam air seni, berarti ia mengalami ejakulasi mundur. Kadang-kadang hal ini dapat diperbaiki dengan obat minum.
5. Biopsi testis
Tes dilakukan dengan mengambil sampel
testis dengan jarum suntik atau melalui sayatan kecil dalam skrotum. Ini akan
membantu menentukan kemampuan testis untuk memproduksi sperma normal.
Pemeriksaan sperma sendiri bisa
dinilai akurat bila sudah dilakukan tes analisis sperma paling sedikit 2 kali
berturut-turut dalam 2 minggu dalam kondisi bebas berhubungan 3 hari sebelum
pemeriksaan. Pemeriksaan sebaiknya dalam keadaan rileks dan nyaman. Bila
kesimpulan akhir tetap suatu azoospermia, ini menjelaskan memang tidak terdapat
sel sperma dalam cairan sperma yang dikeluarkan.
Article From : metropolehospital
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau
anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online,
dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor
021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda
senantiasa sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar