Sabtu, 15 Februari 2014

CARA MENDIAGNOSA KELAINAN PADA SPERMA


Tidak dapat dipungkiri sperma merupakan  poin penting dalam terjadinya kehamilan. Karena apabila tidak ada sperma maka pembuahan tidak dapat dilakukan. Namun faktor keberadaan sperma sendiri tidak selalu mejamin akan keberhasilan pembuahan itu sendiri. Karena untuk keberhasilan pembuahan, selain ketersedian ovum yang sudah matang juga dibutuhkan sperma yang berkwalitas baik. Kwalitas sperma yang baik itu sendiri dapat ditentukan berdasarkan beberapa criteria yaitu berdasarkan bentuk, jumlah, juga gerakannya. 
http://www.andrologihospital.com/asthenozoospermia.html
Namun terkadang ada pria yang  mengalami gangguan sperma sehingga menyulitkan terjadinya pembuahan. Misalnya gangguan seperti jumlah sperma yang kurang dari normal (Oligospermia), gerakan sperma kurang (Asthenozoospermia), sperma mati (Nekrozoospermia), dll.
Gangguan-gangguan sperma pada pria ini dapat diperiksa melalui pemeriksaan analisis sperma. Analisis sperma umumnya juga dilakukan untuk diagnosis evaluasi pre/post terapi medikal maupun surgikal infertilitas pria. Pemeriksaan laboratorium analisis sperma menurut WHO 1990, dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1.      Prosedur standar pemeriksaan semen yang meliputi deskripsi plasma semen, konsentrasi sperma, motilitas, morfologi, hitung sel selain sperma, dan tes antibodi yang melapisi sperma.
2.      Jenis-jenis tes pilihan yang tidak rutin dilakukan, tetapi tergantung kebutuhan.
3.      Jenis tes riset yang digunakan dalam laboratorium riset andrologi.
4.      Garis besar teknik-teknik memisahkan sperma.
5.      Cara melakukan kontrol kualitas laboratorium andrologi.
6.      Metode yang lebih detail tentang tes interaksi mukus servikalis dengan sperma.
7.      Tambahan-tambahan tentang nilai rujukan analisis sperma, petunjuk teknik pewarnaan sperma, persiapan tes immunobead, dan biokimia semen.
Prosedur ini umumnya dilakukan untuk menghitung konsentrasi sperma, motilitas, dan morfologi. Saat ini direkomendasikan penghitungan 200 sperma dua kali untuk perhitungannya, yang dilakukan berdasarkan beberapa petunjuk, yaitu :
a.      Jumlah sel spermatozoa yang normal adalah minimal 20 juta/ml sperma. Apabila sel sperma jumlah kurang dari 20 juta/ ml maka sel spermatozoa ini digolongkan oligospermia.
b.      Penghitungan motilitas sperma berdasarkan bergerak tidaknya dan kecepatan sperma bergerak. Diketahui panjang kepala sperma 5 ìm dan panjang ekor sperma 50 ìm. Jika sperma bergerak dengan kecepatan 5 kali panjang kepala sperma atau setengah kali panjang ekor sperma maka diperkirakan kecepatan sperma adalah 25 ìm/detik. Metode ini memiliki reprodusibilitas yang lebih baik daripada metode yang direkomendasikan sebelumnya. 
c.       Menentukan bentuk normal dan abnormal, tanpa harus menghitung detail dari bentuk-bentuk abnormal sperma. 
d.      Tentang kontrol kualitas analisis sperma yang diperlukan untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan sistematik serta variabilitas yang tinggi. Aktivitas kontrol kualitas disiapkan dengan satu laboratorium rujukan sebagai kontrol kualitas interna. Penetapan kualitas eksterna didasarkan pada hasil evaluasi sampel yang sama yang dievaluasi di beberapa laboratorium.

Article From : andrologihospital

Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar