Mengalami gangguan kelainan sperma seperti Oligospermia
(produksi sperma yang rendah), Teratozoospermia (bentuk sperma tiak sempurna),
Asthenozoospermia (sperma yang mampu bergerak kurang) ataupun nekrospermia (sperma
mati) pada pria sangatlah mempengaruhi kesuburan pada pria tersebut. Dan untuk
mengetahui gangguan kelainan pada sperma dibutuhkan pemeriksaan analisis
sperma.
Langkah pertama pada pemeriksaan analisis
sperma ini diawali dengan pengambilan sampel. Setelah sampel diambil maka
selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik untuk melihat
kenormalan sperma. Namun bila dalam pengujian tersebut ditemukan kelainan maka
akan dilakukan Pengujian Biokimiawi.
Uji biokimia menunjuk kepada fungsi
kelenjar asesori, yaitu asam sitrat, gamma glutamil transpeptidase, dan
fosfatase asam untuk kelenjar prostat. L. karnitin bebas dan alfa glukosidase
untuk epididimis. Kadar petanda atau petanda khas yang rendah menggambarkan
fungsi sekresi yang kurang baik, sehingga hal tersebut dipakai untuk menilai
fungsi kelenjar asesori laki-laki. Suatu infeksi menyebabkan penurunan sekresi
yang besar, tetapi nilai yang diperoleh untuk berbagai petanda masih dalam
kisaran nilai normal yang besar. Suatu infeksi juga menyebabkan kerusakan pada
epitel sekresi sehingga walaupun telah diberi pengobatan, kemampuan sekresi
tetap rendah.
Uji biokimiawi semen untuk menilai
kemampuan sekresi prostat adalah mengukur kadar seng dan asam sitrat. Sekret
kelenjar prostat merupakan bagian yang meliputi 15%-30% dari volume total
semen. Sekret kelenjar prostat tidak berwarna, bening, dan bersifat asam lemah
(pH 6,5), mengandung banyak sekali asam sitrat serta fosfatase asam. Kadar seng
dan asam sitrat memberi ukuran yang bisa dipercaya tentang sekresi kelenjar
prostat. Antara seng, asam sitrat, dan asam fosfatase ditemukan korelasi yang
baik, tetapi untuk kemudahannya hanya dua uji pertama yang sering dipakai.
Selain pengukuran sekresi prostat,
perlu juga dilakukan pemeriksaan kemampuan sekresi vesika seminal. Sekret
vesika seminalis ini merupakan komponen yang banyak sekali digunakan untuk
indikator dalam menangani kasus infertilitas. Komponen ini pada waktu
diejakulasikan berbentuk kental, kaya akan karbohidrat dan protein. Kemampuan
sekresi vesika seminal bisa diketahui dengan pengukuran fruktosa. Penentuan
fruktosa penting pada kasus duktus deferens, dan merupakan fraksi yang padat
dengan spermatozoa. Cairan epididimis ini mengandung banyak sekali lipid dan
glikogen. Di samping itu, mempunyai aktivitas fosfatase asam. Uji biokimia
semen untuk mengetahui kapasitas sekresi epididimis adalah pemeriksaan L
karnitin. L karnitin bebas memberikan gambaran tentang fungsi sekresi
epididimis.
Article From : andrologihospital
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau
anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online,
dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor
021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda
senantiasa sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar