Gangguan kelainan sperma pada pria
seperti Oligospermia (produksi sperma yang rendah), Teratozoospermia (bentuk
sperma tiak sempurna), Asthenozoospermia (sperma yang mampu bergerak kurang)
ataupun nekrospermia (sperma mati) dapat diketahui dan didiagnosa melalui
pemeriksaan analisis sperma. Tahap pertama pemeriksaan umumnya adalah
pegambilan sampel, dan setelah sampel didapatkan maka akan dilakukan langkah
pemeriksaan berikutnya yaitu pemeriksaan makroskopik. Setelah pemeriksaan
makroskopik selesai, selanjutnya dilakukan pemeriksaan mikroskopik. Pada
pemeriksaan mikroskopik, semen diperiksa morfologi, motilitas, jumlah sperma,
adanya sel-sel bukan sperma, dan aglutinasi sperma. Motilitas sperma diperiksa dengan
beberapa cara. Dalam beberapa tahun, telah diperkenalkan beberapa cara
pemeriksaan ciri gerak sperma manusia yang objektif, termasuk pemotretan jangka
waktu (time exposure) dan mikrografi komputer yang menggunakan kamera video
serta cara-cara menggunakan teknologi laser.
Cara klasifikasi sederhana yang biasa
dipakai adalah bahan semen satu tetes dibubuhkan pada slide dan ditutup dengan
gelas penutup. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop biasa, pembesaran 400
kali, kondensor diturunkan, cahaya minimal, atau memakai mikroskop fase
kontras. Pemeriksaan dilakukan pada suhu kamar.
Lapangan pandang diperiksa secara
sistematik dan motililas sperma yang dijumpai dicatat. Kategori yang dipakai
untuk mengklasifikasi motilitas sperma disebut (a), (b), (c), (d), dan didefinisikan
sebagai berikut: Kategori (a) jika sperma bergerak cepat dan lurus ke muka.
Kategori (b) jika geraknya lambat
atau sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus.
Kategori (c) jika tidak bergerak
maju.
Kategori (d) jika sperma tidak bergerak.
Biasanya empat sampai enam lapangan pandang yang diperiksa untuk memperoleh
seratus sperma secara berurutan yang kemudian diklasifikasi sehingga
menghasilkan persentase setiap kategori motilitas. Dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan ulang dengan tetesan sperma kedua yang diperlakukan dengan tatacara
sama.
Pemeriksaan mikroskopik berikutnya
adalah memeriksa jumlah sperma. Pemeriksaan dilakukan dengan 2 cara, yaitu
secara kasar dan penghitungan dalam kamar hitung. Penentuan secara kasar
dilakukan dengan menghitung jumlah spermatozoa rata-rata pada beberapa lapangan
pandang pembesaran objektif 40 kali, kemudian mengalikan angka tersebut dengan
106. Jika ada 40 sperma/lapangan maka jumlah sperma secara kasar kira-kira 40
juta/ml.
Setelah menghitung jumlah sperma
secara kasar, dilanjutkan pemeriksaan selular yang bukan sperma. Elemen bukan
sperma juga dilihat antara lain sel epitel gepeng dari saluran uretra, sel
spermatogenik, dan lekosit. Jumlah sel tersebut ditaksir dalam setiap lapangan
pandangan pada sediaan basah seperti penghitungan jumlah sperma4.
Jika jumlah sel tersebut melebihi 1
juta/ml atau satu setiap lapangan pandangan dengan pembesaran objektif 40 kali,
dilakukan pemulasan khusus untuk membedakan antara lekosit yang peroksidase
positif dengan sel lain. Jika lekosit lebih dari 1 juta/ml mungkin perlu
pemeriksaan untuk menentukan apakah orang tersebut menderita infeksi. Walaupun
tidak ada sel lekosit, tidak mengesampingkan kemungkinan infeksi4.
Pada pemeriksaan mikroskopik berikut
diperiksa adanya aglutinasi. Aglutinasi sperma berarti bahwa sperma motil
saling melekat kepala dengan kepala, bagian tengah dengan bagian ekor, atau
campuran bagian tengah dengan bagian ekor. Melekatnya sperma yang tidak motil
atau motil pada benang mukus atau pada sel bukan sperma tidak boleh dicatat
sebagai aglutinasi. Adanya aglutinasi merupakan petunjuk, tetapi bukan pasti
akan adanya faktor imunologi sebagai penyebab infertilitas. Aglutinasi tidak
tergantung banyaknya. Beberapa kelompok kecil sperma yang beraglutinasi sudah
dianggap positif. Adanya aglutinasi pada analisis sperma perlu dikonfirmasi
dengan uji imunologi MAR4.
Article From : andrologihospital
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau
anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online,
dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor
021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda
senantiasa sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar