Gangguan kelainan sperma seperti Oligospermia
(produksi sperma yang rendah), Teratozoospermia (bentuk sperma tiak sempurna),
Asthenozoospermia (sperma yang mampu bergerak kurang) ataupun nekrospermia (sperma
mati) pada pria sangatlah mempengaruhi kesuburan pada pria tersebut. Dan untuk
mengetahui gangguan kelainan pada sperma dibutuhkan pemeriksaan analisis
sperma.
Langkah pertama pada pemeriksaan analisis
sperma ini diawali dengan pengambilan sampel. Setelah sampel diambil maka
selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik untuk melihat
kenormalan sperma. Namun bila dalam pengujian tersebut ditemukan kelainan maka
akan dilakukan Pengujian Biokimiawi. Selanjutnya bila berdasarkan Uji
Biokimiawi ditemukan kecurigaan tertentu perlu dilakukan uji Imunologi juga
pada sperma tersebut.
Pemeriksaan uji
imunologi dilakukan karena kecurigaan adanya antibodi pelapis sperma pada semen
tersebut. Antibodi-pelapis sperma merupakan tanda khas dan patognomonik untuk
infertilitas yang disebabkan faktor imunologi. Antibodi sperma dalam semen
tergolong dua kelas imunologi, yaitu IgA dan IgG. Pengujian terhadap antibodi
tersebut dilakukan pada semen segar dan menggunakan cara reaksi antiglobulin
campuran , yaitu uji MAR (Mixed Antislobulin Reaction) atau cara butir imun
(Immunobead) .
Uji MAR IgG dilakukan dengan
mencampur semen segar dengan butir lateks atau sel eritrosit biri-biri yang
dilapisi dengan IgG manusia. Suatu antiserum IgG manusia yang monospesifik
kemudian dibubuhkan kepada campuran tersebut. Terbentuknya gumpalan campuran
antara butir dan sperma motil merupakan bukti adanya antibodi IgG pada
spermatozoa. Diagnosis infertilitas dengan sebab imunologi merupakan suatu
kemungkinan jika 40% atau lebih sperma motil mempunyai partikel yang melekat.
Kemungkinan infertilitas karena sebab imunologi perlu dipikirkan jika 10--40%
sperma motil mempunyai partikel yang melekat. Uji tambahan seperti uji kontak
sperma-getah servik (KSGS) dan titrasi antibodi sperma dalam serum akan memperkuat
atau menolak diagnosis.
Pemeriksaan imunologi semen yang lain
adalah uji butir imun. Uji butir imun dilakukan untuk mengetahui adanya
antibodi yang berada di permukaan sperma. Butir imun merupakan bola
poliakrilamida dengan imunoglobulin kelinci-anti imunoglobulin manusia yang
terikat secara kovalen. Adanya antibodi IgG dan IgA bisa diteliti sekaligus
dengan uji ini.
Sperma dicuci terlebih dahulu agar
terbebas dari cairan semen dengan cara sentrifugasi dan kemudian diresuspensi
dalam larutan dapar. Suspensi sperma kemudian dicampur dengan suatu suspensi
butir imun. Proporsi sperma dengan antibodi permukaan kemudian ditentukan dan
kelas antibodinya (IgG atau IgA) diidentifikasi dengan menggunakan 2 jenis
butir imun.
Jika uji butir imun positif maka
perlu dilakukan uji tambahan seperti uji KSGS dan titrasi antibodi sperma dalam
serum untuk memperkuat atau menolak diagnosis.
Article From : andrologihospital
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau
anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online,
dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor
021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda
senantiasa sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar