Senin, 17 Februari 2014

FUNGSI UJI IMUNOLOGI PADA PEMERIKSAAN SPERMA

Gangguan kelainan sperma seperti Oligospermia (produksi sperma yang rendah), Teratozoospermia (bentuk sperma tiak sempurna), Asthenozoospermia (sperma yang mampu bergerak kurang) ataupun nekrospermia (sperma mati) pada pria sangatlah mempengaruhi kesuburan pada pria tersebut. Dan untuk mengetahui gangguan kelainan pada sperma dibutuhkan pemeriksaan analisis sperma.
Langkah pertama pada pemeriksaan analisis sperma ini diawali dengan pengambilan sampel. Setelah sampel diambil maka selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik untuk melihat kenormalan sperma. Namun bila dalam pengujian tersebut ditemukan kelainan maka akan dilakukan Pengujian Biokimiawi. Selanjutnya bila berdasarkan Uji Biokimiawi ditemukan kecurigaan tertentu perlu dilakukan uji Imunologi juga pada sperma tersebut.
http://andrologihospital.com/asthenozoospermia.html
Pemeriksaan uji imunologi dilakukan karena kecurigaan adanya antibodi pelapis sperma pada semen tersebut. Antibodi-pelapis sperma merupakan tanda khas dan patognomonik untuk infertilitas yang disebabkan faktor imunologi. Antibodi sperma dalam semen tergolong dua kelas imunologi, yaitu IgA dan IgG. Pengujian terhadap antibodi tersebut dilakukan pada semen segar dan menggunakan cara reaksi antiglobulin campuran , yaitu uji MAR (Mixed Antislobulin Reaction) atau cara butir imun (Immunobead) .
Uji MAR IgG dilakukan dengan mencampur semen segar dengan butir lateks atau sel eritrosit biri-biri yang dilapisi dengan IgG manusia. Suatu antiserum IgG manusia yang monospesifik kemudian dibubuhkan kepada campuran tersebut. Terbentuknya gumpalan campuran antara butir dan sperma motil merupakan bukti adanya antibodi IgG pada spermatozoa. Diagnosis infertilitas dengan sebab imunologi merupakan suatu kemungkinan jika 40% atau lebih sperma motil mempunyai partikel yang melekat. Kemungkinan infertilitas karena sebab imunologi perlu dipikirkan jika 10--40% sperma motil mempunyai partikel yang melekat. Uji tambahan seperti uji kontak sperma-getah servik (KSGS) dan titrasi antibodi sperma dalam serum akan memperkuat atau menolak diagnosis.
Pemeriksaan imunologi semen yang lain adalah uji butir imun. Uji butir imun dilakukan untuk mengetahui adanya antibodi yang berada di permukaan sperma. Butir imun merupakan bola poliakrilamida dengan imunoglobulin kelinci-anti imunoglobulin manusia yang terikat secara kovalen. Adanya antibodi IgG dan IgA bisa diteliti sekaligus dengan uji ini.
Sperma dicuci terlebih dahulu agar terbebas dari cairan semen dengan cara sentrifugasi dan kemudian diresuspensi dalam larutan dapar. Suspensi sperma kemudian dicampur dengan suatu suspensi butir imun. Proporsi sperma dengan antibodi permukaan kemudian ditentukan dan kelas antibodinya (IgG atau IgA) diidentifikasi dengan menggunakan 2 jenis butir imun.
Jika uji butir imun positif maka perlu dilakukan uji tambahan seperti uji KSGS dan titrasi antibodi sperma dalam serum untuk memperkuat atau menolak diagnosis.

Article From : andrologihospital

Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar