Fimosis adalah suatu kelainan pada penis yang
ditandai dengan penyempitan pada prepusium (kulup/ kulit penis) sehingga
prepusium penis tidak dapat ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian
kepala penis (kulup, prepuce, preputium, foreskin) karena melekat pada bagian
kepala penis (glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni. Sehingga
hal ini bisa menyebabkan kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Prepusium terdiri dari dua lapis, bagian dalam
dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis. Pada
fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat pada kepala penis. Kadangkala
perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus
urethra externus) yang terbuka. Fimosis (phimosis) ini bisa merupakan kelainan
bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat. Sehingga kelainan ini lebih sering
dialami oleh bayi ,maupun anak. Karena kelainan
ini juga menyebabkan bayi/anak sukar berkemih, kadang karena begitu sukarnya hingga
menyebabkan kulit prepusium menggelembung seperti balon dan memicu bayi/anak sering menangis keras sebelum urine
keluar.
Fimosis kongenital (fimosis
fisiologis) timbul sejak lahir sebenarnya merupakan kondisi normal pada
anak-anak, bahkan sampai masa remaja. Karena
memang pada dasarnya kulit prepusium selalu melekat erat pada kepala penis dan
tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir. Namun seiring bertambahnya
usia serta diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses
keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara kepala penis dan lapis bagian
dalam prepusium sehingga akhirnya kulit prepusium terpisah dari kepala penis.
Dan umumnya proses ini akan terjadi pada usia
3-4 tahun dimana penis tumbuh dan berkembang dan debris (cairan putih dan
kental ) yang dihasilkan oleh epitel prepusium (smegma) mengumpul di dalam
prepusium dan perlahan-lahan memisahkan prepusium dari kepala penis. Ereksi
penis yang terjadi secara berkala membuat prepusium terdilatasi perlahan-lahan
sehinga prepusium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke belakang.
Hanya sekitar 4% bayi yang seluruh kulit
preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai
90% pada saat usia 3 tahun dan hanya 1% laki-laki berusia 17 tahun yang masih
mengalami fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan
hanya 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh kulit prepusiumnya
dapat ditarik ke belakang penis.
Kondisi ini memicu timbulnya infeksi pada
penis (balantis). Karena fimosis dapat menyebabkan penumpukan smegma (kotoran
hasil sekresi kelenjar kulup) di sekitar kepala penis. Penumpukan
smegma tersebut dapat mendukung penyebaran berbagai bakteri penyebab
peradangan. Jika fimosis menyebabkan kesulitan buang air kecil sehingga
urin tertahan di saluran kencing (uretra) maka dapat terjadi infeksi uretra.
Sebagian besar anak laki-laki yang baru lahir memiliki fimosis fisiologis.
Namun, fimosis ini biasanya akan menghilang sendiri setelah anak berusia tiga
tahun. Jika di usia 6-7 tahun fimosis masih ada sehingga menyebabkan masalah,
maka dibutuhkan penanganan.
Jika keadaan ini di biarkan dimana muara
saluran kencing di ujung penis tersumbat maka dokter menganjurkan untuk
disunnat, tindakan ini dilakukan dengan membuka dan memotong kulit penis agar
ujungnya terbuka. (Patologis, Dr.Sutisna Himawan,1996)
Article From :metropolehospital
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar