Selasa, 31 Desember 2013

BAGAIMANA CARA MENANGANI FIMOSIS?

Fimosis adalah terjadinya perlekatan prepusium pada kepala penis sehingga prepusium tidak dapat ditarik ke belakang. Hal ini adalah hal normal bila terjadi pada bayi yang baru lahir karena seiring bertambahnya usia penis akan tumbuh dan repusium akan terlepas dengan sendirinya. Hal ini normalnya akan terjadi pada saat anak mencapai usia balita yaitu sekitar usia 3-4 tahun.
Namun bila penis tidak juga mengalami perubahan hingga anak berusia diatas 6 tahun atau prepusium menutup terlalu luas hingga menutupi sebagian besar kepala penis dan bisa juga hingga menutup  sebagian atau bahkan seluruh lubang kencing maka hal ini merupakan hal yamg tidak normal atau patologis, sehingga dapat menimbulkan masalah. Maslaah yang ditimbulkan oleh kondisi ini adalah  kesulitan dann kesakitan saat penderitanya berkemih. Maka dari itu perlu dilakukan penanganan lebih lanjut untuk kasus ini.
Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini yaitu antara lain :  
1.      Sunat.
Banyak dokter yang menyarankan sunat untuk menghilangkan masalah fimosis secara permanen. Rekomendasi ini diberikan terutama bila fimosis menimbulkan kesulitan buang air kecil atau peradangan di kepala penis (balanitis). Sunat dapat dilakukan dengan anestesi umum ataupun lokal.
2.      Obat.
Terapi obat dapat diberikan dengan salep yang meningkatkan elastisitas kulup. Pemberian salep ini harus dilakukan secara teratur dalam jangka waktu tertentu agar efektif.
3.      Peregangan.
Terapi peregangan dilakukan dengan peregangan bertahap kulup yang dilakukan setelah mandi air hangat selama lima sampai sepuluh menit setiap hari. Peregangan ini harus dilakukan dengan hati- hati untuk menghindari luka yang menyebabkan pembentukan parut.
Tidak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan, karena dapat menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung prepusium sehingga akan terbentuk fimosis sekunder.
-       Fimosis disertai balanitis xerotica obliterans dapat diberikan salep dexamethasone 0,1% yang dioleskan 3/4 kali, dan diharapkan setelah 6 minggu pemberian prepusium dapat diretraksi spontan.
-       Fimosis dengan keluhan miksi, menggelembungnya ujung prepusium pada saat miksi atau infeksi postitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi, dimana pada fimosis disertai balanitis/postitis harus diberikan antibiotika terlebih dahulu.

Article From :metropolehospital

Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar