Adanya gangguan prostat pada kaum pria sering
dikaitkan dengan pertambahan usia pada kaum pria itu sendiri. Pasalnya memang
usia seorang pria sangat berpengaruh terhadap rasiko akan terjangkitnya penyakit
prostat pada pria tersebut. Hal ini dibuktikan dari angka yang ditunjukkan oleh
banyaknya penderita penyakit prostat pada usia-usia tertentu yaitu pada pria usia 40 tahun kurang lebih 10% yang
terserang penyakit prostat, pada usia 50 tahun sekitar 35%, dan pada usia 80
tahun meningkat mejadi 70%.
Penyebabnya belum diketahui, tetapi mungkin
akibat adanya perubahan kadar hormon yang terjadi karena proses penuaan. Yaitu terjadi
karena pengaruh hormone testoteron yang diubah menjadi dihidrostestoteron di sel prostat.
Pada usia lanjut pada
pria akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron estrogen karena produksi
testosteron menurun dan terjadi pergantian tertosteron menjadi estrogen pada
jaringan adipose di perifer prostat. Basuki (2000) menjelaskan bahwa
pertumbuhan kelenjar ini sangat tergantung pada hormon tertosteron, yang
di dalam sel-sel kelenjar prostat hormon ini akan dirubah menjadi
dehidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim alfa reduktase.
Dehidrotestosteron inilah yang secara langsung memacu m-RNA di dalam sel-sel
kelenjar prostat untuk mensintesis protein sehingga terjadi pertumbuhan
kelenjar prostat.
Kelenjar prostat terletak dibelakang pangkal penis tepat dibawah kandung kemih, mengeliling uretra (saluran yang membawa air kemih keluar dari tubuh), sehingga pertumbuhan pada kelenjar secara bertahap akan mempersempit uretra. Pada akhirnya aliran air kemih mengalami penyumbatan.
Akibatnya, otot-otot pada kandung kemih tumbuh menjadi lebih besar dan lebih kuat untuk mendorong air kemih keluar. Jika seorang penderita BPH berkemih, kandung kemihnya tidak sepenuhnya kosong. Air kemih tertahan di dalam kandung kemih, sehingga penderita mudah mengalami infeksi dan membentuk batu.
Kelenjar prostat terletak dibelakang pangkal penis tepat dibawah kandung kemih, mengeliling uretra (saluran yang membawa air kemih keluar dari tubuh), sehingga pertumbuhan pada kelenjar secara bertahap akan mempersempit uretra. Pada akhirnya aliran air kemih mengalami penyumbatan.
Akibatnya, otot-otot pada kandung kemih tumbuh menjadi lebih besar dan lebih kuat untuk mendorong air kemih keluar. Jika seorang penderita BPH berkemih, kandung kemihnya tidak sepenuhnya kosong. Air kemih tertahan di dalam kandung kemih, sehingga penderita mudah mengalami infeksi dan membentuk batu.
Article From :metropolehospital
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar