Torsio testis adalah gangguan pada
testis yang disebabkan oleh terpeluntirnya funikulus sprematikus sehingga
menyebabkan suplai darah ke testis berkurang atau terhenti. Berkurang atau terhentinya
suplai darah ke testis dapat menimbulkan komplikasi kerusakan hingga kematian
pada testis yang dapat menyebabkan kemandulan pria. Maka dari itu penanganan terhadap kasus ini secepatnya sangat
penting dilakukan agar terhambatnya suplai darah ke testis segera dapat
diperbaiki. Namun untuk melakukan penangannya sendiri hal yang paling penting
dilakukan adalah penegakkan diagnose suatu penyakit. Penegakkan diagnose sangat
penting dilakukan untuk mengetahui secara pasti penyakit apa yang dialami oleh
pasien serta untuk menentukan langkah yang akan diambil untuk penaganannya. Memang
biasanya sekitar dua per tiga pasien, berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik saja cukup untuk menegakkan diagnosis yang tepat. Namun kadang ada
beberapa pasien penderita torsio testis diperiksa dengan pemeriksaan fisik saja
belumdapat mendapatkan diagsosa yang tepat sehingga membutuhkan pemeriksaan penunjang
untuk dapat menegakkan diagnosa. Pemeriksaan penunjang ynag biasa dilakukan
untuk menentukan adanya torsio testis atau tidak pada seorang pasien antara
lain seperti :
• Pemeriksaan darah tidak menunjukkan
tanda inflamasi
• Stetoskop Doppler, ultrasonografi
Doppler, dan sintigrafi testis. Semuanya bertujuan menilai adanya aliran darah
ke testis. Pada torsio testis tidak didapatkan adanya aliran darah ke testis.
Diagnosis torsi testis dibuat berdasarkan kecurigaan klinis yang diperoleh dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik termasuk dengan eksplorasi skrotum. Akan tetapi jika masih meragukan, color Doppler ultrasound atau nuclear testicular scan bisa digunakan untuk membantu dalam menegakkan diagnosis.
Diagnosis torsi testis dibuat berdasarkan kecurigaan klinis yang diperoleh dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik termasuk dengan eksplorasi skrotum. Akan tetapi jika masih meragukan, color Doppler ultrasound atau nuclear testicular scan bisa digunakan untuk membantu dalam menegakkan diagnosis.
Pada kasus torsi testis, pemeriksaan
Doppler ultrasound tidak ditemukan adanya aliran darah, dan pada pemeriksaan
scan radionuclide terjadi radionuclide tracer uptake yang rendah. Sedangkan
pada kasus epididymo-orchitis, Doppler ultrasound akan memperlihatkan
peningkatan aliran darah, dan radionuclide akan memperlihatkan peningkatan
aktivitas radionuclide.
Jika ditemukan riwayat serangan nyeri skrotum dengan onset yang tiba-tiba dan intermiten pada anak laki-laki, diagnosis torsi intermiten dapat dipertimbangkan.
Jika ditemukan riwayat serangan nyeri skrotum dengan onset yang tiba-tiba dan intermiten pada anak laki-laki, diagnosis torsi intermiten dapat dipertimbangkan.
Article From :metropolehospital
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau
anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana
pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor
021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa
sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar