Torsio testis adalah suatu kondisi
terjadinya kelainan gangguan pada testis dimana funikuler spermatikus
terpelintir sehingga menyebabkan suplai darah dalam ke testis berkurang atau
hingga bisa berhenti total. Berkurang atau terhentinya suplai oksigen ini
sangatlah berpotensi menimbulkan kerusakan pada testis hingga kematian testis
sehingga menyebabkan testis harus diangkat. Keterlambatan dan kegagalan dalam
dignosis dan terapi akan menyebabkan proses torsio yang berlangsung lama,
sehingga pada akhirnya menyebabkan kematian testis dan jaringan disekitarnya dan akhirnya menyebabkan kemandulan pria.
Dimana semakin lama kasus ini mendapatkan penanganan maka semakin parah kerusakan yang dapat terjadi. Maka dari itu penanganan secepatnya kasus ini sangatlah penting untuk dilakukan. Karena biasanya penanganan kasus ini membutuhkan tindakan eksplorasi pembedahan secepatnya maka penegakkan diagnose secepatnya sangatlah penting dilakukan.
Dimana semakin lama kasus ini mendapatkan penanganan maka semakin parah kerusakan yang dapat terjadi. Maka dari itu penanganan secepatnya kasus ini sangatlah penting untuk dilakukan. Karena biasanya penanganan kasus ini membutuhkan tindakan eksplorasi pembedahan secepatnya maka penegakkan diagnose secepatnya sangatlah penting dilakukan.
Sekitar dua per tiga pasien, berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik cukup untuk menegakkan diagnosis yang tepat. Pemeriksaan
fisik dapat membantu membedakan torsio testis dengan penyebab akut scrotum
lainnya. Pemeriksaan yag dapat digunakan untuk menegakkan terjadinya torsio
testis antara lain yaitu :
- Testis yang mengalami torsio pada scrotum akan tampak bengkak dan hiperemis.
- Eritema dan edema dapat meluas hingga scrotum sisi kontralateral.
- Pada torsio testis yang baru terjadi, dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.
- Testis yang mengalami torsio juga akan terasa nyeri pada palpasi.
- Jika pasien datang pada keadaan dini, dapat dilihat adanya testis yang terletak transversal atau horisontal.
- Seluruh testis akan bengkak dan nyeri serta tampak lebih besar bila dibandingkan dengan testis kontralateral, oleh karena adanya kongesti vena.
- Testis juga tampak lebih tinggi di dalam scotum disebabkan karena pemendekan dari spermatic cord.
- Tingkat usia sering dipakai sebagai kriteria untuk membedakan torsi dengan epididimitis, karena torsi biasanya terjadi pada massa pubertas sedangkan epididimitis sering terjadi pada usia sexual aktif yaitu biasanya lebih dari 20 tahun.
Hal tersebut merupakan pemeriksaan
yang spesifik dalam menegakkan dianosis. Biasanya nyeri juga tidak berkurang
bila dilakukan elevasi testis (Prehn sign). Pemeriksaan fisik yang paling
sensitif pada torsio testis ialah hilangnya refleks cremaster. Dalam satu
literatur disebutkan bahwa pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 99% pada torsio
testis.
Article From :metropolehospital
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau
anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana
pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor
021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa
sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar