Rabu, 20 November 2013

JAUHI MAKANAN INI BAGI PENDERITA KISTA OVARIUM



Kista ovarium ada 2 macam yaitu kista ovarium fisiologis (normal) dan patologis (abnormal). Pada kista fosiologis biasanya tidak memerlukan penanganan khusus karena kista ini membesar saat proses ovulasi terjadi dan dapat menyusut dan menghilang dengan sendirinya. Lain halnya dengan kista patologis yang perlu penanganan khusus untuk penyembuhannya seperti tindakan operasi. Namun kista tidak membesar dan berbahaya begitu saja. Karena seperti proses pertumbuhan pada umumnya, proses pertumbuhan kista pun butuh waktu dan tahapan, yang dimana kadang pertumbuhan kista itu sendiri dipicu oleh asupan nutrisi yang salah. Maka dari itu sangat penting bagi wanita yang telah divonis menderita kista ovarium yang digolongkan abnormal atau berbahaya oleh dokter kandungan anda untuk mengetahui makanan apa yang patut dihindari dan berbahaya bagi kista anda :
http://metropolehospital.com/ginekologi/kista-ovarium
        Jeroan, daging merah (sapi, kerbau, kambing, babi, dll)
Hal ini dikarenakan daging merah dapat memfasilitasi pertumbuhan sel yang tidak normal.
        Makanan yang mengandung vetsin, seafood (udang, kerang, cumi, kepiting), makanan yang diawetkan termasuk ikan asin dan makanan kaleng;
Udang, kerang, kepiting, cumi mengandung kandungan lemak tinggi. Penderita kanker atau tumor harus mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi karena bisa merangsang berkembangnya sel kanker.
Sedangkan ikan asin yang diolah dari bahan tidak segar mengalami penguraian sehingga menjadi bahan allergen yang mengundang reaksi imunitas tubuh. Akibatnya, tubuh akan merasa meriang, gatal-gatal, dan bengkak. Sementara itu, bagi penderita kanker akan timbul reaksi berdenyut-denyut dan timbul rasa nyeri di bagian tubuh yang terkena kanker. Selanjutnya karena ada gangguan permeabilitas (penyerapan air) jaringan tubuh, permukaan luka akan tampak basah, benyek, dan kadang-kadang terjadi perdarahan. Yang lebih memprihatinkan, beberapa produsen pengolah ikan sering menambahkan formalin atau bahan pengawet mayat, bukan pengawet makanan. Formalin ini bersifat hepatotoksik atau racun bagi organ hati, sehingga semakin lama mengganggu sistem kerja sel dan jaringan yang akhirnya memicu kanker.
Dan makanan awetan biasanya mengandung senyawa kimia yang dapat berubah menjadi karsinogenaktif.
        Minuman beralkohol dan soft drink
Seperti yang kita ketahui minuman ringan atau soft drink mengandung zat pewarna, perasa, dan pengawet diman senyawa kimia ini bersifat karsinogen.
        Es atau minuman dingin mengganggu kelancaran peredaran darah.
Alkohol merangsang aktivitas bawah sadar sehingga jumlah oksigen dalam tubuh menurun.
        Sayuran, seperti : tauge, sawi putih, kangkung, cabe;
Tauge mengandung zat yang mendorong pertumbuhan sel kanker.
Sawi putih dan kangkung dapat mengurangi efektivitas kerja obat.
Cabai merangsang aktifitas bawah sadar sehingga menurunkan jumlah oksigen dalam tubuh.
·         Buah- buahan, seperti : lengkeng, nangka, durian, nenas, duku, anggur.
Lengkeng dan nangka mengandung zat tumbuh bagi sel kanker.
Durian, duku, nanas, dan anggur menghasilkan alkohol sehingga merangsangberkembangnya sel kanker.
Durian, nangka, lengkeng, nenas, duku dan anggur bila sangat matang mengandung alkohol yang bisa memicu berkembangnya sel kanker.
·         Daging Unggas
Biasanya untuk memacu pertumbuhan ternak atau unggas digunakan obat-obatan kimia termasuk hormon yang disuntikkan ke dalam tubuh hewan sehingga bobot ternak atau unggas cepat meningkat. Suntikan hormon yang diberikan pada ternak mirip hormon anabolic pada manusia. Hormon ini diduga memicu kanker prostat dan kanker kelenjar.Namun dalam hal ini mungkin tidak berpengaruh dan tidak perlu dicemaskan bagi wanita yang menderita kista fisiologis, karena kista ini bisa jadi merupakan sebagian efek dari siklus menstruasi yang akan menghilang seiring tahapan siklus menstruasi berikutnya.
Namun hal ini lain halnya bagi wanita yang menderita kista ovarium fisologis, tidak perlu begitu mencemaskan akan pengkonsumsian makanan ini karena kista ini biasanya terjadi hanya akibat proses siklus ovulasi yang terjadi setiap bulannya dan akan menghilang seiring dengan berjalannya siklus selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar