Diagnose
pada radang vagina tidak hanya berdasarkan hasil konsultasi saja. Untuk mendapatkan
diagnose yang tepat perlu dilakuakan uji laboratorium untuk mencari dan melihat
bakteri maupun virus faktor penyebab utama dari penyakit tersebut. Untuk melihat
penyebab radang vagina yang disebabkan oleh Trikomoniasis perlu dilakukan
dengan pengamatan dengan menggunakan mikroskop karena bakteri penyebab trichomonas yaitu Trichomonas Vaginalis terlalu
kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Bakteri Trichomonas ini berbentuk
buah pir dan memiliki flagela beberapa (ekor whiplike) pada salah satu ujungnya.
Namun
tes laboratorium ini hanya akan dilakukan jika dokter mencurigai trikomoniasis sebagai kemungkinan
diagnosis. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin harus mengirim sampel ke
laboratorium, dan hasilnya mungkin tidak segera datang. Cara pemeriksaan
awalnya adalah dokter akan mengumpulkan spesimen selama pemeriksaan panggul. Cara
pengambilan specimen ini yaitu dengan memasukkan spekulum ke dalam vagina dan
kemudian menggunakan aplikator kapas-tipped untuk mengumpulkan sampel. Sampel
tersebut kemudian ditempatkan ke slide mikroskop
dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
Pengambilan
specimen pada vagina ini dilakukan karena Trichomonas jarang terlihat
selama pengujian urin. Selain itu diagnosis trikomoniasis biasanya meminta
pencarian untuk penyakit menular seksual lainnya, seperti sifilis,
HIV, gonore, atau Chlamydia
sebagai diagnosa banding.
gejala
trikomoniasis
Gejala
klinis trikomoniasis pada wanita tidak merupakan patokan diagnostik yang dapat
dipercaya. Karena masa tunas sulit untuk dipastikan, tetapi
diperkirakan berkisar antara 3-28 hari.
Pada
wanita sering tidak menunjukkan keluhan maupun gejala sama sekali. Bila ada
keluhan biasanya berupa pengeluaran sekret vaginal yang banyak dan berbau.
Biasanya penderita datang dengan keluhan gatal pada daerah kemaluan dan gejala
keputihan. Dari data-data yang dikumpulkan oleh Wolner-Hanssen (1989) dan Rein
(1989) ternyata hanya 50-70% penderita yang mengeluh adanya pengeluaran sekret
vaginal, sehingga pernyataan bahwa trikomoniasis pada wanita harus selalu
disertai pengeluaran sekret vaginal merupakan hal yang tidak benar
Infeksi
Trikomoniasis menyerang vagina terutama pada bagian dinding vagina, serangan
ini dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus akut terlihat sekret vagina
seropurulen berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak
(malodorous), dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab.
Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang
tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai "strawberry appearance"
dan disertai gejala dispareunia, perdarahan
pascacoitus, dan perdarahan intermenstrual. Bila
sekret banyak yang keluar dapat timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar genitalia eksterna. Selain
vaginitis
dapat pula terjadi uretritis, Bartholinitis, skenitis, dan sistisis yang pada umumnya
tanpa keluhan. Pada kasus yang kronik gejala lebih ringan dan sekret vagina biasanya
tidak berbusa.
Article From : metropolehospital
Tidak ada komentar:
Posting Komentar