Terapi
sederhana dapat dilakukan dengan duduk diantara 2 sujud, dua tangan dikepala dipinggang,
tarik nafas tangan ke pangkal paha lalu badan bungkuk, tangan putar simpan di
pantat bawah dan tahan nafas dada dan keluar nafas dihidung badan tegak tangan
ke paha dan simpan dipinggang 30 menit. Jika penyakitnya masih dalam keadaan
subakut, penderita harus diberi terapi dengan antibiotika dengan spektrum luas.
Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu, maka pengobatan perlu
dimulai tanpa menunggu hasilnya. Dalam hal ini dapat diberikan penicilin dalam
dosis tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas (broad spectrum
antibiotics), seperti ampecillin, dan lain-lain. Setelah hasil pembiakan serta
tes-tes kepekaan diketahui, dapat dilakukan pengobatan yang paling sesuai.
Kombinasi tetracycline dan penicillin G dalam dosis tinggi IV sangat efektif
terhadap infeksi nifas, sedangkan di bagian Obstetri dan Ginekologi dipakai
sulbenicillin atau garamicin atau kombinasi penicillin G dengan chloramphenicol
dengan hasil cukup memuaskan. Jika keadaan sudah tenang, dapat diberi terapi
diatermi dalam beberapa seri dan penderita dinasehatkan supaya jangan melakukan
pekerjaan yang berat-berat. Dengan terapi ini biarpun sisa-sisa peradangan
masih ada, keluhan-keluhan penderita seringkali hilang atau sangat berkurang.
Sudah barang tentu perlekatan-perlekatan tetap ada dan ini menyebabkan bahwa
keluhan-keluhan tidak dapat hilang sama sekali.
Rawat inap menjadi sangat
diperlukan apabila:
a.
keluar nanah dari tuba fallopi
b.
kesakitan yang amat sangat
(seperti: mual, muntah, dan demam tinggi)
c.
penurunan daya tahan tubuh
d.
Kehamilan
Sedangkan terapi
operatif mempunyai tempat pada salpingo-ooforitis kronik. Indikasi terapi ini
adalah:
1.
Apabila
setelah berulang kali dilakukan terapi dengan distermi keluhan tetap ada dan
mengganggu kehidupan sehari-hari.
2.
Apabila tiap kali timbul reaktivisasi dari proses radang.
3.
Apabila ada tumor disebelah uterus dan setelah dilakukan
beberapa seri terapi diatermi tumor tidak mengecil, sehingga timbul dugaan
adanya hidrosalping, piosalping, kista tubo-ovarial dan sebagainya.
4.
Apabila ada infertilitas yang sebabnya terletak pada tuba,
dalam hal ini sebaiknya dilakukan laparoskopi dahulu untuk mengetahui apakah
ada harapan yang cukup besar bahwa dengan pembedahan tuba dapat dibuka dengan
sempurna dan perlekatan dapat dilepaskan.
Terapi operatif kadang-kadang mengalami kesukaran berhubung
dengan perlekatan yang erat antara tuba/ ovarium dengan uterus, omentum dan
usus, yang memberi harapan yang terbaik untuk menyembuhkan penderita ialah
operasi radikal, terdiri atas histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral.
Akan tetapi, hal ini hanya dapat dilakukan pada wanita yang hampir menopause.
Pada wanita yang lebih muda satu ovarium untuk sebagian atau seluruhnya perlu
ditinggalkan, kadang-kadang uterus harus ditinggalkan dan hanya adneksa dengan
kelainan yang nyata diangkat. Jika operasi dilakukan atas dasar indikasi
infertilitas, maka tujuannya adalah untuk mengusahakan supaya fungsi tuba pulih
kembali. Perlu dipikirkan kemungkinan diadakan in vitro fertilization. Terapi
pada salpingo-ooforitis akuta bisa juga dilakukan dengan istirahat baring,
perawatan umum, pemberian antibiotika dan analgetika. Dengan terapi tersebut
penyakit menjadi sembuh atau menahun. Jarang sekali salpingo-ooforitis akuta
memerlukan terapi pembedahan.
Article From : metropolehospital
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar