Kamis, 17 Oktober 2013

APA SAJA JENIS RADANG VAGINA ???


Radang Vagina ada beberapa macam antara lain :
1.      Bacterial Vaginistis
disebabkan oleh baktery Gardnerella Vaginalis. Gejalahnya adalah bau amis, terutama sesudah berhubungan intim dan dipicu oleh penggunakan pembasuh vagina serta hubungan seks berganti-ganti dengan berganti-ganti pasangan. Infeksi ini biasanya diatasi dengan penggunaan antibiotik. 

2.      Trikomoniasis
Disebabkan parasit protozoa trichomonas vaginalis yang menginfeksi fagina. Gejalanya berupa
cairan kental berwarna kuning kehijauan ataupun abu-abu yang berbau, rasa sakit saat
berhubungan intim dan saat uang air kecil. Gejalah lainnya: iritasi, kadang sangat gatal,  kadang
berbusa terasa perih dan terasa membakar, terdapat keputihan encer sampai kental, ada bintik pada
dinding vagina serta nyeri di daerah perut bagian bawah. Penanganannya adalah dengan pemberian
Antibiotik. Infeksi ini menyebar melalui hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan yang
terinfeksi. Jenis lain dari infeksi vagina dapat terjadi ketika seorang wanita memiliki fistula 
sebuah bagian yang abnormal menghubungkan usus ke vagina. Hal ini memungkinkan tinja untuk
masuk ke area vagina, sangat meningkatkan risiko infeksi.
3.      Vaginitis kandidiasis
Infeksi ini disebabkan oleh jamur candida albikans. Vaginitis kandidiasis sering dijumpai pada wanita hamil, karena terdapat perubahan asam basa. Gejala vaginitis kandidiasis antara lain : terdapat keputihan kental bergumpal, terasa sangat gatal dan mengganggu, pada dinding vagina sering dijumpai membran putih seperti ragi dari dalam vagina, yang bisa dipicu oleh penggunaan pembasuh vagina dan pemakaian celana yang ketat yang bila dihapuskan dapat menimbulkan perdarahan. Biasanya diatasi dengan pemberian antibiotik serta krim anti jamur.
4.      Non infeksi vaginitis mengacu pada peradangan vagina yang disebabkan oleh iritasi kimia atau alergi. Spermisida, douche, deterjen, pelembut kain, dan kondom lateks semua bisa mengiritasi lapisan vagina. Juga, beberapa pembalut dapat menyebabkan iritasi di pintu masuk ke vagina.
5.      Vaginitis atropik mungkin terjadi setelah seorang wanita sudah mencapai menopause. Ini hasil dari hormon yang lebih rendah (estrogen) tingkat dan penipisan dinding vagina yang disebabkan oleh mereka. Hal ini membuat vagina lebih rentan terhadap iritasi.
 
Article From : metropolehospital
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar