Senin, 21 Oktober 2013

BAGAIMANA PENANGANAN PADA KEMANDULAN ??


Wanita mandul bisa disebabkan oleh banyak factor, yaitu bisa dari dalam dirinya sendiri atau dari luar. Selain itu factor dari pria pun bisa mempengaruhi. Sehingga untuk menangani permasalahan wanita tidak bisa hamil harus dliakukan pemeriksaan dengan keduaya. Tidak hanya pada wanitanya saja namun dari pihak pria pun harus dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui secara detail penghalang wanita tidak bisa hamil itu sendiri darimana.



Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk penanganan pada wanita mandul ,yaitu :
1. lakukan anamnesis yang terbaik untuk mencari penyebab infertilitas pada wanita. Banyak faktor penting yang berkaitan dengan infertilitas dapat ditanyakan pada pasien. Anamnesis meliputi hal-hal berikut:
  • Lama fertilitas.
  • Riwayat haid, ovulasi, dan dismenorea.
  • Riwayat sanggama, frekuensi sanggama, dispareunia.
  • Riwayat komplikasi pascapartum, abortus, kehamilan ektopik, kehamilan terakhir.
  • Konstrasepsi yang pernah digunakan.
  • Pemeriksaan infertilitas dan pengobatan sebelumnya.
  • Riwayat penyakit sistematik (tuberkulosis, diabetes melitus, tiroid).
  • Pengobatan radiasi, sitostatika, alkoholisme.
  • Riwayat bedah perut/hipofisis/ginekologi.
  • Riwayat PID, PHS, leukorea.
  • Riwayat keluar ASI.
  • Pengetahuan kesuburan.
2. analisis hormonal, dilakukan jika dari hasil anamnesis ditemukan riwayat, atau sedang mengalami gangguan haid, atau dari pemeriksaan dengan suhu basal badan (SBB) ditemukan anovulasi. Hiperprolaktinemia menyebabkan gangguan sekresi GnRH yang akibatnya terjadi anovulasi. Kadar normal prolaktin adalah 525 ng/ml. Pemeriksaan dilakukan antara pukul 7 sampai 10. Jika ditemukan kadar prolaktin >50 ng/ml disertai gangguan haid, perlu dipikirkan ada tumor di hipofisis. Pemeriksaan gonadotropin dapat memberi informasi tentang penyebab tidak terjadinya haid.
3. uji pasca-sanggama Tes ini dapat memberi informasi tentang interaksi antara sperma dan getah serviks. Untuk pelaksanaan uji pasca-sanggama telah dijelaskan sebelumnya. Jika hasil UPS negatif, perlu dilakukan evaluasi kembali terhadap sperma. Hasil UPS yang normal dapat menyimpulkan penyebab infertilitas suami.
4. pemeriksaan bakteriologi. Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologi dari vagina dan porsio. Infeksi akibat Clamydia trachomatis dan gonokokus sering menyebabkan sumbatan tuba. Jika ditemukan riwayat abortus berulang atau kelainan bawaan pada kehamilan sebelumnya perlu dilakukan pemeriksaan terhadap TORCH.
5. analisis fase luteal. Kadar estradiol yang tinggi pada fase luteal dapat menghambat implantasi dan keadaan seperti ini sering ditemukan pada unexplained infertility. Pengobatan insufisiensi korpus luteum dengan pemberian sediaan progesteron alamiah. Lebih diutamakan progesteron intravagina dengan dosis 50200 mg daripada pemberian oral.
6. diagnosis tuba falopii. Karena makin meningkatnya penyakit akibat hubungan seksual, pemeriksaan tuba menjadi sangat penting. Tuba yang tersumbat, gangguan hormon, dan anovulasi merupakan penyebab tersering infertilitas. Untuk mengetahui kelainan pada tuba tersedia berbagai cara, yaitu uji insuflasi, histerosalpingografi, gambaran tuba falopii secara sonografi, hidrotubasi, dan laparoskopi. Penanganan pada tiap predisposisi infertilitas bergantung pada penyebabnya, termasuk pemberian antibiotik untuk infertilitas yang disebabkan oleh infeksi.
Penanganan pada pria umumnya adalah dengan analisis sperma. Dari hasil analisis sperma dapat terlihat kualitas dan kuantitas dari spermatozoa. Jika ditemukan fruktosa di dalam semen, harus dilakukan tindakan biopsi testis. Jika tidak ditemukan fruktosa di dalam semen, menunjukkan tidak adanya kelainan vesikula dan vasa seminalis yang bersifat kongenital.

Langkah-langkah penanganan infertilitas dari yang paling sederhana, yaitu dengan anamnesis pasangan suami-istri, analisis sperma, uji pasca-sanggama, penilaian ovulasi, pemeriksaan bakteriologi, analisis fase luteal, diagnosis tuba falopii, dan analisis sperma. Penanganan dilakukan secara bertahap dengan mengobati satu atau lebih faktor spesifik. Observasi prospektif dan pengobatan empiris dengan clomiphene atau antibiotik empiris.

Article From :  metropolehospital

Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar